beritadunesia-logo

Provinsi Sumatera Selatan

logoNama Resmi : Kabupaten Ogan Komering Ilir
Ibukota :  Kayu Agung
Luas Wilayah: 19.023,47 km²
Jumlah Penduduk:  680.000 Jiwa
Wilayah Administrasi:Kecamatan : 18
Bupati : Iskandar, SE
Wakil Bupati: H. Muhammad Rifa'i, SE
Alamat Kantor:
Telp.
Fax.
Website :http://www.kaboki.go.id/

 

 

 

SEJARAH

Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir telah dikenal sebagai bagian Sumatera Selatan sejak sebelum masa kemerdekaan. Pada masa kesultanan, daerah ini menjadi salah satu kawasan yang penting. Belum diketahui secara tepat bagaimana pola hubungan yang lebih pasti antara  keseluruhan daerah-daerah di Ogan Komering Ilir  dengan pihak kesultanan.
Demikian pula bila kita menyimak kronik lokal yang diceritakan penduduk di pedesaan. Masyarakat desa Saranglang, misalnya meyakini bahwa puyangnya salah seorang pejabat dari keraton Palembang.


Pada masa  Belanda, koloni ini menjadikan Sumatera Selatan sebagai satu wilayah keresidenan yang dipimpin oleh seorang Residen. Menjelang akhir penjajahannya, keresidenan dibagi menjadi afdeeling masing-masing dikepalai  oleh seorang Asisten Residen, dengan perincian :
1. Daerah Palembang dan tanah datar dengan ibukota di Palembang, meliputi Palembang kota, talang Betutu, Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Ilir dan Rawas.
2. Daerah Pegunungan di Palembang, dengan ibukota di Lahat. Daerah ini meliputi  Lematang Ilir, Lematang Ulu, Tanah Pasemah, Tebing Tinggi, dan Musi Ulu.
3. Daerah Ogan  dan Komering Ulu, dengan ibukota  di Baturaja. Daerah ini meliputi daerah Komering Ulu, Ogan Ulu, dan Mura Dua.


Ketiga afdeeling diatas masing-masing terbagi lagi  kepada onder –afdeling. Pada waktu itu, kawasan sekarang yang dikenal  sebagai Ogan Komering Ilir merupakan dua onder-afdeeling, yaitu onder-afdeeling Ogan Ilir dengan ibukota Tanjung Raja dan  onder afdeeling  Komering Ilir dengan ibukota Kayuagung. Pembagian ini terus berlangsung sampai masuknya Pemerintahan militer  Jepang mengganti  kolonial Belanda. Jepang menggunakan istilah Syu untuk diterapkan pada keresidenan.


Sejauh berkenaan dengan wilayah Ogan  dan Komering Ilir, belum diperoleh keterangan yang pasti  tentang perubahan-perubahan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah militer Jepang terhadap lembaga yang  dahulu telah terbentuk pada  masa kolonial Belanda. Namun begitu,  dengan mengidentifikasi  perubahan umum yang diterapkan di Sumatera Selatan, tepatnya bekas  Karesidenan Palembang dapat diperoleh sedikit gambaran. Pada masa Jepang, kawasan Palembang  dibagi menjadi dua karasidenan (Syu) yaitu Karasidenan Palembang dan Karesidenan Bangka-Belitung.


Memasuki  kemerdekaan, wilayah Ogan dan Komering  Ilir memasuki pula  masa revolusi fisik. Beberapa  tempat di daerah ini menjadi basis-basis  tempat pertahanan para republikein menghadapi pihak sekutu Inggris  dan pada akhirnya berhadapan langsung dengan Belanda  yang bermaksud kembali  menanamkan kekuasaannya. Dikawasan Ogan Komering Ilir  dibentuk front-front seperti Front Batun dan Front Muara  Kamal-Talang Pangeran. Dalam masa perjuangan fisik itu, kawasan ini  termasuk pula dalam wilayah  perjuangan Ogan komering  Area.


Masa Orde Baru, membawa perubahan cukup  besar di daerah  Ogan komering Ilir. Perubahan yang sangat fundamental dalam segi kehidupan masyarakat luas di daerah pedesaan  ialah  peristiwa pembubaran lembaga marga. Seterusnya, sampai masa sekarang masyarakat pedesaan di Ogan komering Ilir  menemui berbagai pengalaman  yang silih berganti. Masing-masing pengalaman historis itu  membawa goresan  tersendiri dalam ingatan kolektif , dampak pada struktur sosial politik, dan memberikan corak  pada wujud kebudayaan masyarakat setempat